🫏 Harta Benda Hanya Titipan Allah
Saudaraku.., ketika kita menyadari bahwa harta benda adalah titipan Allah, niscaya keengganan untuk berzakat akan tertepis dengan sedirinya. Sudah banyak bukti, kalau Allah menginginkan kembali hartaNya dari seorang hamba, Ia hanya berkata kun fayakun. Mudah-mudahan, Allah Swt selalu meberikan kasih sayang-Nya kepada kia semua.
Sebagaikonsekuensi prinsip 1, manusia harus sangat menyadari bahwa harta-benda merupakan amanah (titipan, barang pinjaman) dari Allah. Sesungguhnya manusia di dunia ini tidak memilikinya tetapi dia hanya dititipi atau dipinjami harta-benda oleh Allah, sehingga sifatnya hanya sangat sementara. Allah berfirman, yang artinya :
CERAMAHTENTANG HARTA TAHTA DAN JABATAN HANYA TITIPAN ALLAH BismillahirrahmanirrahimTausiyah Islamiyyah Ustaz Dr. Khalid Zeed Abdulllah
BacaJuga Harta Tak Lebih Baik Dari Amal Saleh: Tafsir Surah Al-Kahfi Ayat 46. Maka dari itu, yang perlu kita lakukan adalah bersyukur dan merawat titipan Allah. Serta menjaganya. Karena Allah berfirman "لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ", bahwasanya jika kita bisa bersyukur, maka sungguh Allah akan tambah
HARTABENDA DI DUNIA HANYA TITIPAN ALLAH SWT. Dalam dunia ini semuanya hanya bersifat sementara. Memang nikmat bentuk dan rasanya tiap harta yang kita
5NTSjRr. Harta dan Takhta Hanya Titipan Tuhan Renungan Hari Minggu, 24 Agustus 2020 — Bacaan I Yes. 2219-23; Bacaan II Rm. 1133-36 Baca JugaMengakui dan Memiliki Dia – Renungan PW. St. Basilius Agung dan St. Gregorius dari NazianzeBersujud dan Memuji Tuhan – Renungan Hari Biasa Khusus AdvenBerita Sukacita – Renungan Hari Biasa Khusus Adven Kadang kita terjebak untuk besar kepala dan tinggi hati. Kita merasa diri hebat dan seperti tidak ada lagi orang lain yang sehebat kita. Kita merasa seperti orang yang tak akan pernah tergantikan. Hanya kita yang bisa, orang lain tidak. Padahal, kita tak sepantasnya bersikap begitu. Bacaan pertama hari ini mengingatkan kita bahwa segala rezeki, jabatan atau posisi, yang kita miliki saat ini, semuanya hanyalah titipan Tuhan. mengapa? Paulus memberi alasan, katanya “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” Rm. 1136. Di sini kita diajarkan untuk tidak menjadi sombong jika mempunyai kekayaan yang banyak atau duduk pada jabatan yang tinggi, sebab itu semua semata-mata titipan dari Tuhan. Jika Tuhan yang menitipkannya kepada kita menarik kembali semuanya itu dari kita, maka terjadilah seperti yang dikehendaki-Nya. Lihat saja pengalaman Sebna dalam bacaan pertama hari ini. Tuhan menurunkannya dari jabatannya dan memberikan jabatannya itu kepada orang lain, yaitu kepada Elyakim. Tuhan berfirman kepadanya “Aku akan melemparkan engkau dari jabatanmu, dan dari pangkatmu engkau akan dijatuhkan. Maka pada waktu itu Aku akan memanggil hamba-Ku, Elyakim bin Hilkia Aku akan mengenakan jubahmu kepadanya dan ikat pinggangmu akan Kuikatkan kepadanya, dan kekuasaanmu akan Kuberikan ke tangannya; maka ia akan menjadi bapa bagi penduduk Yerusalem dan bagi kaum Yehuda” Yes. 2219-21. Di sini kita bisa melihat bahwa Tuhan berkuasa penuh atas hidup manusia. Jalan hidup kita bukan kita sendiri yang atur, tapi Tuhan yang atur. Tidak ada orang yang bisa menyogok Tuhan untuk bisa mengubah keputusan-Nya. Sebab, kata Paulus, “Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya?” Rm. 1134. Jika titipan Tuhan yang kita terima tidak kita jalankan dengan baik, maka bukan tidak mungkin Tuhan akan menariknya kembali dari kita dan memberikannya kepada orang lain. Jadi, pelajaran berharga yang kita petik hari ini adalah bahwa apapun jabatan kita, sebanyak apapun harta yang kita dapatkan, jangan sombong. Itu semua hanya titipan. Semua bisa berubah kalau Tuhan mau. Tidak ada yang bisa mengetahui pikiran Tuhan. Jufri Kano, CICMTerlahir sebagai 'anak pantai', tapi memilih - bukan menjadi penjala ikan - melainkan 'penjala manusia' karena bermimpi mengubah wajah dunia menjadi wajah Kristus. Penulis adalah alumni Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta & Maryhill School of Theology, Manila - Philippines. Moto tahbisan "Tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga" Luk. 55. Penulis dapat dihubungi via email jufri_kano
Nasehat Dhuha Jumat, 19 Februari 2021 52 Hari Menuju Ramadhan 1442 H Oleh Ust Sarwo Edy, ME Klikbmi, Tangerang – Apa yang kita pikirkan jika mendengar kata titipan? Yang pastinya kita akan membayangkan sesuatu yang diamanahkan untuk dipertanggung jawabkan dan kadang itu juga sebagai ujian. Sama halnya dengan harta yang Allah berikan dan anugerahkan kepada setiap manusia. Itu merupakan titipan yang akan dipertanggung jawabkan dan sekaligus merupakan sebuah ujian. Layaknya sebuah bos perusahaan yang memberikan sejumlah uang kepada karyawannya untuk keperluan sebuah acara. Jika acara itu sudah selesai, maka secara tidak langsung karyawan yang “dititipkan” sejumlah uang oleh bos itu akan melaporkan untuk apa uang itu digunakan. Dan bagaimana jika uang itu digunakan tidak sesuai dengan keperluan acara tersebut? Yang pastinya bos akan kecewa bahkan bisa memarahi karyawan tersebut dan sekaligus memberi sanksi kepada yang bersangkutan. Sama halnya manusia yang Allah titipkan sejumlah harta selama hidupnya. Jika hidupnya sudah selesai. Maka mau tidak mau mereka harus melaporkan untuk apa harta yang selama ini Allah “titipkan” kepada mereka. Inilah yang dinamakan konsep harta menurut islam. Sangat berbeda dengan konsep harta menurut pandangan konvensional yang mana harta merupakan milkut-tammilik sepenuhnya setiap insan yang memilikinya dan harta merupakan alat utilitas pemuas kehidupan dan bukan sebagai alat wasilah penghambaan kepada Allah. yang mendasari konsep ini adalah dalil yang terdapat di dalam surat Al-Baqarah ayat 284 yang berbunyi لِله مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِؕ وَاِنۡ تُبۡدُوۡا مَا فِىۡۤ اَنۡفُسِكُمۡ اَوۡ تُخۡفُوۡهُ يُحَاسِبۡكُمۡ بِهِ اللّٰهُؕ فَيَـغۡفِرُ لِمَنۡ يَّشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَنۡ يَّشَآءُ ؕ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya tentang perbuatan itu bagimu. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengadzab siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Ada salah satu hal yang sangat dianjurkan oleh Allah untuk apa digunakan harta yang Allah titipkan itu. Hal tersebut termaktub di surat Al-Hadid ayat 7 اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَاَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُّسْتَخْلَفِيْنَ فِيْهِ ۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَاَنْفَقُوْا لَهُمْ اَجْرٌ كَبِيْرٌ Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah di jalan Allah sebagian dari harta yang Dia telah menjadikan kamu sebagai penguasanya amanah. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan hartanya di jalan Allah memperoleh pahala yang besar. Dari dua ayat di atas dijelaskan bahwa Allah lah pemilik dari semua harta yang ada di bumi ini dan manusia diamanahkan untuk menggunakannya dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Jika kita diberi “harta” yang sedikit, Allah ingin kita tidak terlalu pusing untuk melaporkan “titipan” itu. Dan jika kita diberi “harta” yang banyak, Allah ingin kita membantu orang lebih banyak. Jangan terlalu dibanggakan dan jangan mengeluh. Karena harta hanyalah titipan dan ujian untuk menguji siapa yang lalai dan yang tidak lalai untuk beribadah kepada Allah. Rekening ZISWAF KOPSYAH BMI 7 2003 2017 1 BNI Syariah a/n Benteng Mikro Indonesia. Sularto/Klikbmi ZISWAF KOPSYAH BMI
Oleh Amri Rusdiana 6/30/2022, 73821 AM Artikel Sahabat, tahukah kamu apa yang kita miliki saat ini adalah titipan. Segala yang ada pada diri kita, anak, harta, dan lainnya, hanyalah titipan dari Allah. Allah menguji orang-orang yang beriman dengan segala yang dimilikinya. Karena belum termasuk orang-orang yang beriman ketika ia belum mendapatkan ujian dari Allah. Ujian yang Allah berikan datang dari segala arah, termasuk dari harta kita. Allah menitipkan harta kepada kita sebagai ujian, karena harta yang kita miliki akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Allah. Dalam firman-Nya “Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta.” QS. Adz-Dzaariyat 19. Dalam harta yang dititipkan oleh Allah pada kita, terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Sahabat, ketahuilah harta itu titipan pasti akan kembali. Kembalikan dengan cara yang baik yaitu dengan zakat. Sahabat, yuk kita tunaikan zakatnya segera. Semoga Allah menjadikan harta kita berkah dan berlimpah. Aamiin Link Zakat Related Posts
harta benda hanya titipan allah